Selasa, 06 Mei 2014

MANUSIA DAN PENDERITAAN

MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menahan atau menanggung.derita itu artinya menangung atau merasakan sesuatu atau keadaan yang tidak menyenangkan.penderitaan itu bisa brupa lahir maupun batin.keduanya termasuk penderitaan yang keluh kesah seperti kepanasan,kelaparan,kehausan.dan lain – lain
kemudian shakespheare banyak menghasikan karya tentang penderitaan,antara lain dalam karyanya banyak mengungkapkan penderitaan batin yang di alami para pelakunya.dalam cerita romeo and julliet,shakespheare ingin mengkomunikasikan penderitaan batin dan remaja yang sedang di landa cinta .betapa terharu dan pilu hati pembaca atau penonton(film) menyaksikan ke tragisan kedua pasangan itu yang akhirnya berakhir dengan kematian.dini ita bisa merasakan penderitaan – penderitaan yang terjadi pada kedua pasangan itu yang sedang bercinta akan tetapi penderitaan datang tak mengenal waktu.
pada waktu jaman nabi muhammad saw,beliau merasa betapa pedihnya penderitaan yan terjadi,namun penderitaan itu harus isa di hadapi oleh beliau.kita harus mengikuti beliau karena tak selamanya penderitaan itu kekal,dan setiap ada penderitaan pasti ada jalan untuk melepaskan penderitaan itu.dan pada waktu kcil beliau merasakan pendeitaan yang tak ada habisnya,beliau di tinggal meninggal oleh ayah dan ibunya kemudian beliau di asuh oleh pamannya.setelah itu pamannya juga meninggal dunia.jadi penderitaan itu adalah sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi.
ada berbagai macam penderitaan,yaitu :
1.      Siksaan
Apabila berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan mendirikan bulu kuduk kita. Di dalam benak kita, terbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang seram sedang memegang cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang akan disiksa; atau ia memegang tang dan siap mencopot kuku-kuku orang yang disiksa. Mungkin juga si penyiksa sedang merokok dan bermaksud untuk menyulut sekujur tubuh orang yang sedang disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam. Siksaan semacam itu banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan disertai gambar si korban. Siksaan manusia juga menimbulkan kreativitas bagi orang yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau tak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan, baik berupa berita, cerpen ataupun novel yang megisahkan siksaan. Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan, dan sebagainya. Kita dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri, di mana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.


2.      Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

3.      Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.

Pengaruh penderitaan
Kita sudah tahu bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasib sudah menjadi bubur”.
Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya.

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu is berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, balk bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.

KEKALUTAN MENTAL
Pengertian kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan
bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin,
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi
2. Regresi
3. fiksasi
4. Proyeksi
5. Identifikasi
6. Narsisme
7. Autisme
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. Kota-kota besar
2. Anak-anak muda usia
3. Wanita
4. Orang yang tidak berguna
5. Orang yang terlalu mengejar materi

Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia.
b. Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
c.  Gamang merupakan ketakutan bila  seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
d.  Kegelapan merupakan suatu ketakutan  seseorang bila ia berada di tempatyang  gelap. Sebab dalam pikirannya  dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
e.  Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
f.  Kegagalan merupakan dari seseorang  disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.

Phobia
Dunia Psikologi ingin sedikit membahas mengenai pengertian phobia. Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah dari jiwa seseorang. Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia yang dikenal orang sekarang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.

Phobia-phobia itu dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses). Ketakutan itu menimbulkan sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan dalam lubuk jiwa kita. Dengan kata lain phobia itu punya fungsi tertentu, yakni menyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda yaitu rasa takut yang pernah sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi phobia merupakan suatu pelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari dalam diri kita. Rasa takut akan guruh dan halilintar mungkin dapat menunjukkan adanya ketakutan pada suara ayah yang galak dan suka marah-marah.

Ketakutan-ketakutan atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam. Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk phobia- nya. Jika sudah terjadi seperti itu maka ‘lingkaran setan’ terus muncul tanpa berkesudahan.Yang akhirnya akan membuat anda terus menerus ‘sakit’.
Rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidup atau salah satu bidang kehidupan tertentu. Ketakutan biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup, peringatan agar berhenti, melihat atau mendengarkan.
7 Jenis Fobia:
Ketakutan melindungi Anda dari bahaya sebab Anda akan cenderung menghindarinya. Tapi, fobia (penyakit ketakutan) hampir tidak ada kaitannya dengan bahaya.
Dengan fobia, Anda tahu bahwa kecemasan dan ketakutan Anda tidak beralasan, tapi Anda tidak bisa menahan perasaan tersebut. Rasa takut bisa begitu kuat sehingga melumpuhkan Anda. Apa saja yang bisa membuat orang takut? Berikut uraiannya untuk Anda.
Jenis fobia
Para pakar membagi fobia ke dalam 3 kelompok utama yaitu agorafobia (rasa cemas berlebih saat berada di tempat umum), fobia sosial (ketakutan terhadap situasi sosial) dan fobia khusus (ketakutan tidak rasional terhadap objek atau situasi tertentu).
1. Agorafobia: takut tempat-tempat umum
Seseorang dengan agorafobia ketakutan terjebak di tempat umum atau tempat-tempat dengan antrian panjang, seperti di bank. Jenis fobia ini paling banyak (hampir 2 kali lipat lebih banyak) dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Jika tidak ditangani, akan membuat penderita terkurung di rumah. Dengan pengobatan, 9 dari 10 pasien terbukti mengalami perbaikan.
2. Fobia social
Seseorang dengan fobia sosial tidak hanya pemalu. Penderita merasakan kecemasan dan ketakutan berlebih mengenai penampilan mereka di depan umum. Apakah tindakan mereka sesuai dengan orang lain? Apakah orang lain akan tahu bahwa mereka sedang cemas? Apakah mereka akan punya kata-kata saat waktu berbicara tiba?
Karena fobia sosial ini bisa memicu penderita menghindari kontak sosial, maka akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan kehidupan profesional mereka.


3. Claustrofobia: takut ruang tertutup
Seseorang dengan claustrofobia tidak bisa naik lift atau berjalan melewati lorong tanpa rasa takut. Karena takut terjebak, penderita fobia jenis ini akan menghindari ruang sempit dan memilihkebiasaan yang menurut mereka aman, seperti membuka jendela atau duduk di dekat pintu ke luar. Cara ini membuat mereka bisa menoleransi situasi, tapi tidak akan meredakan ketakutan.

4. Zoofobia: takut hewan
Ketakutan terhadap hewan merupakan jenis fobia yang paling umum. Fobia jenis ini melingkupi jenis fobia yang lebih spesifik, seperti arachnofobia (takut terhadap laba-laba); ophidiofobia (takut terhadap ular); ornithofobia (takut terhadap burung). Jenis fobia ini seringkali terbentuk di masa anak-anak dan akan hilang seiring dengan pertambahan usia. Tapi bisa juga bertahan hingga usia dewasa.

5. Brontofobia: takut petir
Meskipun orang dengan brontofobia sadar bahwa petir tidak akan menyakiti mereka, mereka tetap akan menolak ke luar saat badai. Kemungkinan mereka akan bersembunyi di dalam ruangan sambil meringkuk di belakang sofa atau menunggu badai reda di lemari.

6. Acrofobia: Takut ketinggian
Jenis ini ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap ketinggian. Orang dengan fobia ini bisa diserang rasa cemas berlebih saat naik tangga. Kadang-kadang rasa takut begitu kuat sehingga penderita tidak bisa bergerak. Jenis fobia ini bisa membahayakan karena serangan panik akan membuat penderita turun dari tempat tinggi dengan tidak hati-hati

7. Aerofobia: takut terbang
Seseorang dengan aerofobia takut terbang. Jenis fobia ini biasanya terbentuk setelah seseorang memiliki pengalaman buruk dalam pesawat, seperti mengalami goncangan atau melihat penumpang lain mengalami serangan panik. Rasa takut akan tetap tinggal bahkan setelah insiden tersebut dilupakan. Rasa takut terepndam tersebut bisa timbul hanya dengan menonton kecelakan pesawat di TV.









Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar